Feed aggregator

Sinéad O’Connor, Nothing Really Compares

Lawnosta-B - Sun, 07/30/2023 - 23:53
Bagi kebanyakan orang, Sinéad O’Connor identik dengan lagu Nothing Compares 2 U (ditulis oleh Prince), yang menjadi signature song-nya. Namun sebenarnya, Sinéad O’Connor lebih dari seorang penyanyi atau musisi. Ia adalah sosok perempuan yang berani bersikap menyuarakan keadilan dan persamaan hak serta perlawanan terhadap penindasan. Hal ini membuatnya tidak disukai di banyak kalangan, baik itu […]

“Last Man (or Men) Standing”

Lawnosta-B - Wed, 07/12/2023 - 14:33
Perjalanan karier sebuah grup band tidak selamanya mulus, apalagi jika para personelnya mempunyai ego tinggi, alias bakat yang besar. Pergantian personel, atau bubarnya sebuah grup band seringkali terjadi akibat benturan antarego sekaligus perbedaan visi di antara para personel. Akibatnya, jarang satu grup band bertahan dengan personel yang sama hingga kini, seperti U2 atau sampai membubarkan […]

Red Hat vs GPL (?)

ad-12 Blog - Wed, 07/12/2023 - 10:37

Baru-baru ini, dunia teknologi informasi, terutama Linux dan open source dikejutkan dengan keputusan dari Red Hat untuk “memindahkan” akses kode sumber Red Hat Enterprise Linux (RHEL) dari repositori CentOS ke CentOS Stream. Pemindahan ini membawa konsekuensi bahwa publik tidak lagi dapat mengakses kode sumber RHEL dalam format yang siap dikompilasi menjadi produk serupa (clone) RHEL, seperti CentOS (alm), Oracle Linux, Rocky Linux dan Alma Linux. Kode sumber RHEL hanya akan tersedia bagi pelanggan (subscriber) Red Hat, baik itu pelanggan komersial (konsumen) ataupun pengembang (developer). Jadi, apa bedanya dengan yang lalu, karena siapapun bisa mendaftar sebagai pengembang di Red Hat?. Nah, perbedaannya adalah adanya syarat dan ketentuan dari Red Hat yang mengizinkan mereka mengakhiri keanggotaan mereka yang menyebarluaskan kode sumber RHEL yang mereka dapatkan! Konsekuensinya adalah tidak ada jaminan akses ke kode sumber RHEL secara berkesinambungan secara legal.

Reaksi dari komunitas pun bermunculan, baik pro maupun kontra. Menanggapi berbagai reaksi tersebut, Red Hat merilis artikel susulan yang terang-terangan mengungkapkan “perlawanan” mereka terhadap para “clone” yang disebut sebagai “freeloader” yang tidak memberikan nilai tambah kepada komunitas. Alhasil, reaksi yang kemudian muncul pun semakin keras, salah satunya dari pengembang Ansible, Jeff Geerling, yang langsung menyatakan bahwa ia akan menghapus dukungan Ansible untuk platform Red Hat. Reaksi yang muncul rata-rata mempertanyakan kesesuaian langkah yang diambil oleh Red Hat dengan lisensi GPL, dengan kesepakatan umum bahwa Red Hat tidak melanggar GPL secara harfiah (letterlijk), namun mencederai semangat open source secara keseluruhan. Sementara, para “clone” pun memberikan reaksinya masing-masing: Alma Linux, Rocky Linux, Oracle Linux, dan akhirnya SUSE bereaksi dengan mengumumkan pengembangan fork RHEL dengan investasi US$ 10 juta.

Menilik sejarahnya, tidaklah mengherankan apa yang terjadi akhir-akhir ini. Red Hat bereaksi atas populernya Mandrake Linux dengan mengakhiri pengembangan Red Hat Linux pada tahun 2003 untuk berkonsentrasi pada pengembangan Red Hat Enterprise Linux. Selanjutnya, saat CentOS menjadi begitu populer sebagai “Red Hat versi gratisan”, Red Hat mengakuisisi CentOS dan kemudian “membunuhnya“. Tentu saja, ini tidak menghentikan upaya komunitas untuk bisa menggunakan distro Red Hat tanpa menggunakan layanan RHEL. Tak dipungkiri bahwa Red Hat selama ini telah menjadi role model di dunia Linux dan open source dengan model bisnis dan kontribusi dalam pengembangan teknologi open source dan Linux itu sendiri. Di sisi lain, tarik-menarik antara kepentingan bisnis dan partisipasi komunitas pengguna Red Hat sangatlah dinamis dibandingkan distro lain seperti SUSE, Debian, Ubuntu, atau Google ChromeOS/Android. Keseimbangan antara kontribusi pengembangan, kontrol terhadap produk (dan kode sumbernya), dan “partisipasi” komunitas dalam meramaikan ekosistem pengguna Red Hat terus bergerak dan masih akan berubah di masa yang akan datang.

Azure Linux, Distro Linux dari Microsoft

ad-12 Blog - Fri, 06/02/2023 - 09:24

Ya, tentu saja Anda tidak salah dengar, Microsoft (akhirnya) merilis distro Linux! Lebih tepatnya merilis distro Linux yang disebut Azure Linux kepada publik. Distro ini telah dikembangkan dari awal dengan nama CBL (Common Base Linux)-Mariner, dan pengembangannya dilakukan secara terbuka via Github. Sebelumnya, Microsoft juga pernah merilis distro Linux bernama Azure Sphere, yang ditujukan bagi pengembangan IoT di Azure. Sementara itu, distro Azure Linux bernama lengkap Azure Linux container host for Azure Kubernetes Service (AKS) dan ditujukan untuk pengembangan aplikasi di cloud (Azure). Distro ini menggunakan RPM sebagai package manager namun bukanlah turunan dari distro Fedora Linux. Menurut pengembangnya, hal ini disebabkan oleh image Microsoft di dunia open source khususnya Linux masih dibayang-bayangi pernyataan kontroversial Steve Ballmer (waktu itu adalah CEO Microsoft) bahwa “Linux adalah Kanker”. Secara prinsip, yang dilakukan Microsoft ini tidaklah terlalu megejutkan mengingat Linux adalah platform paling dominan di cloud, termasuk Azure dan provider cloud seperti AWS juga merilis distro Linux sendiri yang disebut Amazon Linux.

Struktur Azure Linux (sumber: devclass.com)
Subscribe to Planet IIP aggregator