Situs ini bertujuan untuk mengumpulkan semua situs karya Imam Indra Prayudi yang gentayangan di internet
This site purpose is to collect all sites created by Imam Indra Prayudi currently online
Ya, tentu saja Anda tidak salah dengar, Microsoft (akhirnya) merilis distro Linux! Lebih tepatnya merilis distro Linux yang disebut Azure Linux kepada publik. Distro ini telah dikembangkan dari awal dengan nama CBL (Common Base Linux)-Mariner, dan pengembangannya dilakukan secara terbuka via Github. Sebelumnya, Microsoft juga pernah merilis distro Linux bernama Azure Sphere, yang ditujukan bagi pengembangan IoT di Azure. Sementara itu, distro Azure Linux bernama lengkap Azure Linux container host for Azure Kubernetes Service (AKS) dan ditujukan untuk pengembangan aplikasi di cloud (Azure). Distro ini menggunakan RPM sebagai package manager namun bukanlah turunan dari distro Fedora Linux. Menurut pengembangnya, hal ini disebabkan oleh image Microsoft di dunia open source khususnya Linux masih dibayang-bayangi pernyataan kontroversial Steve Ballmer (waktu itu adalah CEO Microsoft) bahwa “Linux adalah Kanker”. Secara prinsip, yang dilakukan Microsoft ini tidaklah terlalu megejutkan mengingat Linux adalah platform paling dominan di cloud, termasuk Azure dan provider cloud seperti AWS juga merilis distro Linux sendiri yang disebut Amazon Linux.
Struktur Azure Linux (sumber: devclass.com)Saat ini Anda tidak akan menemukan lagi Microsoft Office di laman resmi Microsoft. Bahkan jika Anda mencoba mengakses URI office.com yang muncul adalah Microsoft 365, bukan lagi Microsoft Office Online. Begitu pun pengguna Windows 10/11 tidak akan menjumpai app Office dengan ikon huruf O berwarna merah, yang sekarang digantikan oleh ikon bernuansa biru/ungu denga n nama Microsoft 365 (Office). Apa yang terjadi? Ternyata tak lain adalah rebranding produk dan layanan Microsoft untuk yang kesekian kali. Bagi para pengguna PC ‘kawakan’ yang otomatis banyak menggunakan produk-produk Microsoft, hal ini tidaklah terlalu mengherankan. Dulu, Microsoft pernah menggunakan branding serba ‘.NET’, serba ‘Live’, dan baru-baru ini serba ‘Azure’. Nah, brand 365 ini mulai digunakan di tahun 2017 untuk produk Office 365. Produk ini pada prinsipnya adalah mengalihkan lisensi Microsoft Office dari perpetual (sekali beli) ke subscription (langganan/berkala). Produk/layanan ini menjanjikan pembaruan otomatis (selama berlangganan), tambahan fasilitas berupa penyimpanan awan OneDrive hingga harga yang lebih bersaing. Layanan Microsoft 365 diperkenalkan sebagai pengganti Office 365 pada tahun 2020. Microsoft juga baru-baru ini memperkenalkan layanan Windows 365.
Perubahan tampilan laman utama situs office.comTentu saja, aplikasi-aplikasi di bawah Microsoft Office seperti Word, Excel, dan PowerPoint masih menggunakan nama yang sama. Begitu pula Microsoft Office versi standalone, seperti versi LTSC dan Office 2021. Jadi, bagi sebagian besar pengguna, penggantian nama ini tidak akan berarti banyak. Apalagi di Indonesia, pengguna aplikasi Microsoft Office versi standalone masih sangat dominan.